15 Penyebab Kerusakan Ban
1. Tekanan angin
Ban harus memiliki tekanan angin sesuai spesifikasi dan rekomendasi
produsen. Informasi tekanan ban terletak di bagian bawah kanan dan pada
buku manual. Tidak diperbolehkan untuk melebihi atau kurang dari
rekomendasi yang tertera.
Jika tekanan terlalu tinggi atau keras, daya cengkeram ban pun tidak
maksimal yang juga mengorbankan kenyamanan berkendara. Tekanan terlalu
rendah pun akan menjadi masalah, dinding ban bekerja lebih keras dan
dapat mengakibatkan defleksi berlebih.
Kurangnya tekanan dapat pula menyebabkan ban meletus. Benang pada
dinding ban pun akan putus setelah beberapa waktu. Mengakibatkan ban
benjol dan kekuatan pun terpangkas. Semakin rendah tekanan ban dari
rekomendasi, semakin pendek pula usianya.
Solusi: Minimal periksa kondisi fisik dan tekanan ban seminggu sekali. Pastikan ukuran tekanan sesuai rekomendasi pabrik.
2. Batu, pecahan kaca atau benda keras
Pada permukaan ban terdapat sela kembangan, batu, pecahan kaca atau
benda keras dapat terselip di dalamnya. Itu cukup berbahaya. Ketika
mobil melaju, ban seperti dipalu dan ditekan secara berulang.
Sebut saja lingkar ban 1 meter dan mobil melaju sejauh 1 kilometer, itu
berarti bahwa ban mendapat "pukulan" sebanyak 1.000 kali.
Solusi: Segera bebaskan sela kembangan ban dari objek keras.
3. Paku
Pada ban tubeless, paku yang menancap dapat mengurangi tekanan angin
secara perlahan. Paku harus segera dibuang, selain dapat membuat ban
rusak; akan menyababkan karat pada pelat baja.
Solusi: Segera cabut paku dan ban segera ditambal.
4. Toe In/Out
Arah roda tidak selaras secara horizontal, ke dalam (in) atau keluar
(out). Ini dapat menyebabkan ban tergerus lebih cepat. Jika ini
dibiarkan berlarut-larut, akan menyebabkan tapak ban gundul bagian dalam
(toe in) atau gundul pada bagian luar (toe out). Dilakukan juga proses
balancing agar roda berputar mulus.
Solusi: Spooring dan Balancing
5. Sudut camber negatif/positif
Tie-rod, as rod atau bearing yang bermasalah bisa mengakibatkan tidak
selarasnya roda secara vertikal (camber). Bisa camber negatif atau
positif. Dapat berakibat seperti toe in/out, menyebabkan tapak ban
gundul bagian dalam (negatif) atau gundul pada bagian luar (positif).
Solusi: Spooring dan Balancing
6. Parkir dalam jangka waktu lama
Beban pada satu sisi ban secara terus menerus dapat membuat ban berubah
bentuk. Mobil dalam keadaan parkir selama beberapa hari dapat
menyebabkan perubahan bentuk dan itu akan menjadi tidak nyaman, serta
menyebabkan ban bersuara gluduk-gluduk pada saat mobil melaju. Hal
tersebut dapat kembali normal jika mobil diparkir tidak terlalu lama,
yang sulit untuk ban normal kembali adalah jika mobil parkir terlalu
lama.
Solusi: Gunakan jackstand pada keempat roda pada saat parkir dengan jangka waktu yang lama.
7. Pengereman dan akselerasi kasar
Pengereman secara kasar, terutama pada mobil yang belum dilengkapi ABS
dan juga akselerasi yang kasar akan membuat ban lebih cepat gundul. Hal
ini tidak membuat gundul secara merata, tetapi hanya bagian tertentu
saja. Akan cepat rusak dan juga mengurangi kenyamanan.
Solusi: Hindari rem mendadak jika tidak dalam keadaan darurat dan berakselerasi secara lembut.
8. Melindas lubang
Lubang menjadi salah satu hal yang dapat merusak ban. Lubang tersebar
dimana-mana terutama setelah musim hujan. Jika ban menghantam lubang
dengan daya benturan kuat dapat membuat ban sobek.
Solusi: Perlahan laju mobil saat akan menghantam lubang. Lepas pedal rem
sebelum menghantam lubang agar beban tersalur ke ban belakang.
9. Beban berlebih (overload)
Setiap ban memiliki batas toleransi dalam menopang bobot. Contoh, indeks
beban 70, berarti ban tersebut memiliki batas toleransi beban seberat
335 kg. Ban pada mobil ada empat, berarti 335kg dikali empat roda
menjadi 1.340 kg. Misal berat kendaraan kosong 1.075 kg, sisa beban yang
dapat ditopang berarti 255 kg. Jika mobil berisi 5 penumpang, dengan
masing-masing berat 75 kg per orang, artinya dibebankan seberat 375 kg.
Berarti kelebihan 120 kg. Jika ini berlangsung terus-menerus, maka
dinding ban dapat mudah retak dan bahkan lapisan luar terkelupas. Ini
akan menjadi lebih parah jika tekanan angin dibawah rekomendasi pabrik.
Solusi: Penumpang atau barang bawaan tidak boleh melebihi kapasitas beban.
10. Oli atau minyak
Karet mempunyai segenap musuh, salah satunya adalah minyak fosil. Ban
yang kerap terkena minyak atau oli, akan mudah melar dan kekuatan ban
menurun.
Solusi: Hindari minyak atau oli terkena ban.
11. Mengemudi agresif
Tata cara mengemudi pun berpengaruh kepada ban. Agresivitas berpotensi
besar merusak ban. Kerusakan yang kerap terjadi dapat dipantau pada
tapak ban yang terkelupas, dinding sobek atau retak pada tapak ban yang
tidak merata.
Solusi: Hindari mengemudi agresif.
12. Pemasangan ban tidak sempurna
Pemasangan ban yang tidak benar dapat membuat ban rusak. Khususnya pada bagian dalam ban.
Solusi: Pastikan ban terpasang dengan benar.
13. Pelek tidak sesuai ukuran ban
Pelek dan ban tidak boleh terlalu ketat atau longgar jika disatukan.
Pelek yang terlalu ramping atau lebar, bentuk ban seperti donat. Dapat
membuat dinding ban kerja lebih berat. Sudut ban yang menyempit
disebabkan hal tersebut. Dinding ban mudah retak, pecah atau benjol.
Sebaliknya pelek terlalu lebar, dinding ban tersiksa saat menikung dan
dinding adalah titik terlemah pada ban.
Solusi: ukuran pelek dan ban harus sesuai.
14. Pelek cacat
Pelek yang penyok atau benjol dapat merusak ban terutama pada sekitar dinding ban cacatnya.
Solusi: Perbaiki pelek jika masih bisa. Jika tidak, harus ganti pelek.
15. Suspensi tidak berfungsi optimal
Suspensi yang bermasalah dapat mempengaruhi ban. Sokbreker yang rusak
menyebabkan per bekerja sendiri dan tidak mampu menahan ayunan dari
gelombang permukaan jalan. Alhasil dapat menyebabkan tapak ban
bergelombang.